Sistem
Pengolahan Transaksi (Transaction Processing System disingkat TPS) adalah
sistem yang menjadi pintu utama dalam pengumpulan dan pengolahan data pada
suatu organisasi. Sistem yang ber-interaksi langsung dengan sumber data
(misalnya pelanggan) adalah sistem pengolahan transaksi, dimana data transaksi
sehari-hari yang mendukung operasional organisasi dilakukan.
Tugas
utama TPS adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data untuk keperluan sistem
informasi yang lain dalam organisasi, misalnya untuk kebutuhan sistem informasi
manajemen, atau kebutuhan sistem informasi eksekutif.
Ada empat tugas pokok dari sistem pengolahan transaksi, yaitu:
1. Pengumpulan Data : setiap organisasi yang ber-interaksi langsung dengan
lingkungannya dalam penyediaan jasa dan produk, pasti memerlukan sistem yang
mengumpulkan data transaksi yang bersumber dari lingkungan.
2. Manipulasi Data : data transaksi yang dikumpulkan biasanya diolah lebih
dahulu sebelum disajikan sebagai informasi untuk keperluan bagian-bagian dalam
organisasi atau menjadi bahan masukan sistem informasi yang lebih tinggi.
3. Penyimpanan data : data transaksi harus di-simpan dan dipelihara sehingga
selalu siap memenuhi kebutuhan para pengguna.
4. Penyiapan dokumen : beberapa dokumen laporan harus disiapkan untuk memenuhi
keperluan unit-unit kerja dalam organisasi
- Volume data yang di-proses relatif sangat besar.
- Kapasitas penyimpanan data (database) tentu sangat
besar.
- Pengolahan data yang cepat.
- Sumber data umumnya internal dan keluarannya umumnya
untuk keperluan internal.
- Pengolahan data biasa dilakukan periodik, harian,
mingguan, bulanan, dsb.
- Orientasi data yang dikumpulkan umumnya mengacu pada
data masa lalu.
- Input dan output terstruktur.
- Komputasi tidak terlalu rumit.
Transaksi adalah kejadian atau situasi yang mempengaruhi posisi keuangan
perusahaan, atau yang mengakibatkan berubahnya jumlah atau komposisi persamaan
antara kekayaan dan sumber pembelanjaan.
Setiap
transaksi akan berpengaruh paling tidak “dua perkiraan” dan dicatat pada“dua sisi berlawanan” (Debet
dan Kredit). Akutansi
memiliki proses yang terdiri dari tahapan-tahapan untuk dapat menghasilkan
laporan yang diinginkan, sebagai berikut :
1. Proses Mengklarifikasi Transaksi
Tahap
yang awal ini adalah di mana dilakukan suatu pembagian transaksi suatu
organisasi atau perusahaan ke dalam jenis-jenis tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Contoh
seperti membagi transaksi yang masuk ke dalam penjualan, pembelian, pengeluaran
kas, penerimaan kas dan lain sebagainya ke dalam masing-masing bagian.
2. Proses Mencatat Dan Merangkum
Setelah
melakukan pengklarifikasian data selanjutnya adalah melakukan pencatatan.
Masukkan transaksi yang ada ke dalam jurnal yang tepat sesuai urutan transaksi terjadi
atau kejadiannya. sumber-sumber yang dapat dijadikan bukti adanya transaksi
yaitu seperti kertas-kertas bisnis semacam bon, bill, nota, struk, sertifikat,
dan lain sebagainya.
3. Proses
Menginterpretasikan Dan Melaporkan
Setelah
kedua proses di atas dijalankan, maka proses yang terakhir adalah melakukan
pembuatan kesimpulan dari kegiatan atau pekerjaan laporan keuangan sebelumnya.
Segala hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan diungkapkan pada laporan
keuangan tersebut.
Dari
informasi laporan keuangan baik dalam bentuk laporan rugi laba, laporan modal
dan neraca seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pada suatu perusahaan,
apakah sudah sesuai dengan tujuan perusahaan dan informasi tersebut dapat
menjadi acuan atau pedoman bagi manajemen untuk mengambil keputusan kebijakan
pada organisasi perusahaan demi mencapai kondisi yang diinginkan.
Referensi:
http://www.koperasipengayoman.com/news31_proses_pencatatan_akuntansi.html

0 komentar:
Post a Comment